RIAUBOOK.COM - Dua daerah di "Bumi Lancang Kuning", yakni Kabupaten Bengkalis dan Kita Dumai, memiliki potensi besar untuk pengembangan budidaya bidang Vaname atau udang air payau. Hal ini, diungkapkan
Kepala Bidang (Kabid) Budidaya Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi Riau, Odor Juliana.
Odor mengatakan, saat ini di Kabupaten Bengkalis tercatat memiliki potensi lahan tambak udang vaname kurang lebih 1.300 hektare. Namun, baru dimanfaatkan baru sekitar 100 hektar dengan jumlah pembudidaya kurang lebih 61 pengusaha.
Kemudian, untuk Kota Dumai, Odor mengaku akan ada program dari Dinas KP Provinsi Riau yang nantinya akan dieksekusi oleh Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) RI, dimana akan direncanakan membangunkan 1.000 hektar tambak udang vaname.
"Di Dumai sendiri rencananya akan kita bangun di Kelurahan Sungai Geniot, Kecamatan Sungai Sembilan, sepanjang garis pantai disana itu memang sangat potensial sekali untuk dijadikan vaname estate," tuturnya.
Ia menambahkan, nantinya kawasan itu akan dibangun industri hulunya sampai hilirnya untuk pengolahan udang vaname, mulai dari pengadaan pabrik pakannya karena memang 70-90 persen keberhasilan dari budidaya ditentukan oleh pakan karena ongkos produksi terbesar itu pembelian pakan.
"Jadi nanti pakan juga tentu harus akan diadakan gerakan pakan mandiri yang bahan bakunya dari lokal supaya bisa menekan ongkos produksi, juga nanti termasuk pembenihan memanfaatkan benih yang ada bekerja sama dengan kabupaten/kota, balai benih, pakannya sampai ke pemasarannya kita rencanakan," ungkapnya.
Dia katakan, bahwa melalui pembudidayaan udang vaname ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena sangat menguntungkan dari sisi ekonomi.
Odor mencontohkan, jika masyarakat memiliki lahan 1.000 meter persegi saja, jika dilakukan analisis usahanya akan mendapatkan keuntungan 87 juta dengan masa panennya tiga sampai empat bulan.
"Budidaya udang vaname ini tidak kalah menguntungkan dari perkebunan sawit," sebut Odor Juliana, Kamis (25/3/21201) di Bengkalis.
Dia juga mengungkapkan bahwa udang vaname Riau ini rencananya akan ditagetkan ekspor ke beberapa negara, karena KKP menargetkan target produksi udang yang akan diekspor itu dari tahun 2019-2024 ada peningkatan 250 persen.Â
"250 persen yang akan ditingkatkan ekspor nya, dalam rangka memenuhi ini lah makanya KKP akan menumbuhkan usaha baru dan produksi baru salah satunya yang adalah Dumai," ujarnya.
Dia mengakui bahwa pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi kondisi tambak budidaya udang vaname, salah satunya dalam hal mendatangkan benih.
Odor menyebutkan, tadinya benih udang tersebut didatangkan dari Hawai. Namun, karena pandemi saat ini banyak yang tutup sehingga tidak bisa impor. Banyak akhirnya benih liar yang digunakan, karena pembudidaya hanya mementingkan bagaimana cara agar tambak yang dikelolanya bisa terisi.Â
"Oleh karena itu sering terjadinya penyakit. Karena itu tadi tidak jelas asal benihnya. Pernah juga kemarin terjadi kematian massal pada udang vaname yang baru ditebar. berarti itu asal bibitnya, benihnya yang tidak bagus," tuturnya.
Dia pun mengajak seluruh masyarakat Riau, khususnya daerah yang berpotensi untuk budidaya udang vaname untuk mendukung hal ini sehingga betul-betul akan meningkatkan perekonomian Riau.
Sumber: MCR
Refleksi SMSI Akhir Tahun 2024: Pilar Indonesia Emas 2045
RIAUBOOK.COM, JAKARTA - Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) menyampaikan catatan akhir tahun 2024 dengan menyoroti kiprah Presiden Prabowo Subianto dalam…