RiauBook - Manajemen Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan, Pekanbaru, kini belum bisa memberikan pelayanan bagi pasien rehabilitasi narkoba yang dikirim oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), karena anggaran pelayanan yang dialokasikan masih minim.

"Biaya seorang pasien rehabilitasi narkoba selama tiga bulan perawatan di RSJ Tampan mencapai Rp5,6 juta, namun anggaran yang diberikan BNN hanya Rp4,5 juta/pasien, artinya masih kurang Rp1,1 juta lagi sehingga pasien belum bisa diterima," kata Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan Pekanbaru, Ardianus, Jumat (3/7/2015).

Menurut dia, dengan kendala anggaran tersebut maka pasien jiwa atau rehabilitasi narkoba dari BNN tersebut, hingga kini memang belum satupun yang masuk mendapatkan perawatan dalam rumah sakit jiwa.  

Namun demikian, lanjutnya, pasien narkoba yang betul-betul akan direhabilitasi tetap dilayani bahkan manajemen RSJ Tampan juga sudah mengirim sekitar 13 orang psikiater untuk melakukan "assasment" atau penilaian.
 
"Oleh karena itu, kami kembalikan pada BNN bagaimana kebijakan selanjutnya terkait kekurangan anggaran bagi pasien rehabilitasi narkoba itu," ucap Ardianus.
 
Pada kesempatan itu, Kepala BNNP melalui Kasi Rehabilitasi, dr Agung H Wijanarko menyampaikan bahwa memang dana yang tersedia sangat minim.
 
"Mudah-mudahan pada tahun 2016 kekurangan anggaran tersebut bisa diupayakan untuk lebih ditambah lagi," imbuhnya, berharap.
     
Ardianus menambahkan, RSJ Tampan siap menerima pasien rehab narkoba baik secara 'assessment' maupun 'voluntair' (datang sendiri).
     
Selama ini, katanya lagi, RSJ Tampan sudah melaksanakan rehabilitasi secara voluntair atau pribadi yang jumlahnya mencapai 20 orang, dan mereka sudah selesai direhabilitasi.
     
"Hanya tinggal satu orang lagi yang masih di assesment sebelum di proses rehabilitasi," ungkapnya seraya menambahkan perlakuan rehabilitasi utama dihilangkan dulu kecanduannya dengan 'detox' kurang lebih 10 hari.
     
Ia menjelaskan, biasanya dampak negatif dari pecandu narkoba adalah mengalami gangguan jiwa, dan apabila terjadi maka di masukan lagi ke pelayanan gangguan jiwa.
     
Rumah Sakit Jiwa Tampan sudah mempunyai tim assessment, tiga tim IPWL, didukung oleh ruang perawatan mencapai 30 tempat tidur dan tiga team asessment dan konselor. (ant/shs)