RIAUBOOK.COM - Ahli gempa dari Jepang sebelumnya memprediksi bakal terjadi gempa maha dahsyat di wilayah pesisir Sumatera Barat dengan kekuatan 8,9 skala richter (SR).
Hal tersebut berdasarkan keterangan dari 5 profesor ahli gempa dari Jepang yang telah meneliti di daerah Mentawai.
Namun kemarin gempa telah mengguncang berbagai wilayah di Indonesia pada awal Juni 2019.
Badan Meteorologi, Geofisika dan Klimatologi (BMKG) mencatat hingga Sabtu (1/6/2019) siang, telah terjadi dua kali guncangan gempa.
Terjadi di Kolaka Sulawesi Tenggara dan Padang Panjang Sumatera Barat.
Gempa terbaru terjadi di Padang Panjang, Sumatera Barat pada pukul 14.32 WIB.
Gempa berkekuatan magnitudo 3,0 ini berkedalaman 10 km.
Berpusat di darat 6 km selatan Padang Panjang, Sumatera Barat.
Berada pada koordinat 0.52 Lintang Selatan (LS) dan 100.39 Bujur Timur (BT).
Guncangan gempa dilaporkan terasa hingga MMI I-II Padang Panjang.
Gempa bumi dapat terjadi di mana dan kapan saja, maka dari itu kita harus selalu waspada dan antisipasi.
Berikut Tribunnews rangkumkan dari laman resmi BMKG, bmkg.go.id, antisipasi sebelum, sesaat dan setelah gempa bumi.
Gempa Dahsyat
Pada awal Mei lalu, Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Barat (Sumbar), Nasrul Abit mengatakan, 5 profesor ahli gempa dari Jepang memgungkap akan ada gempa dahsyat melanda Kabupaten Kepulauan Mentawai Sumatera Barat, berkekuatan 8,9 skala richter (SR).
Beberapa waktu lalu Nasrul menerangkan, gempa maha dahyat tersebut masih mengendap di 20 mil Kepulauan Mentawai. Tepatnya, di Samudera Hindia di wilayah tersebut. Jika gempa maha dahsyat itu terjadi, prediksi Nasrul, akan menyebabkan gelombang tsunami setinggi 12 meter.
Tsunami
Gelombang tsunami itu, sampai Nasrul, akan menyapu kawasan yang ada di pesisir barat Sumatera. Termasuk, Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Bengkulu Utara provinsi Bengkulu. Di mana jika gelombang tsunami terjadi kecepatannya diperkirakan mencapai 827 kilometer (km).
"Lima ahli gempa dari Jepang ke Mentawai. Mereka memprediksi ada gempa yang masih mengendap. Kekuatannya 8,9 SR. Tapi, kalau gempa sering terjadi gempa besar itu tidak akan terjadi. Kita harus mempersiapkan diri," kata Nasrul, saat di posko bantuan dan penanganan bencana banjir dan longsor, badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) provinsi Bengkulu, Sabtu (5/4/2019).
Gempa yang mengintai Sumatera Barat, sambung Nasrul, tentu akan berdampak juga pada provinsi yang berjuluk ''Bumi Rafflesia''. Terutama yang berada di tepi pesisir barat Sumatera. Sehingga, kata Nasrul, masyarakat yang berada diradius 2,5 kilometer (km) dari bibir pantai harus mengungsi.
Di Sumatera Barat, lanjut Nasrul, telah diinformasi jika terjadi gempa selama 30 detik. Baik itu gempa berkekuatan kecil atau besar masyarakat harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pemberitahuan itu, kata Nasrul, telah disampaikan ke seluruh masyarakat Sumatera Barat, terutama masyarakat yang ada di pesisir barat sumatera.
''Jika gempa berpotensi tsunami itu terjadi, mau tidak mau sampai juga ke Mukomuko. Pantai barat ini musti waspada terutama gempa dan tsunami. Kita berdoa agar gempa ini tidak terjadi. Di Sumatera Barat, kita sudah sampaikan jika terjadi gempa selama 30 detik maka masyarakat harus mengungsi,'' terang Nasrul.
Terkait hal tersebut, terang Nasrul, masyarakat baik orangtua, dewasa, remaja maupun anak-anak musti diberikan edukasi. Gempa berdampak gelombang tsunami ini merupakan peringatan dini bagi masyarakat agar dapat waspada.
''Kabupaten Mukomuko juga harus siap dengan bencana. Ini peringatan dini untuk kabupaten Mukomuko, agar dapat waspada,'' sampai Nasrul.
Sumber tribunnews
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…