RIAUBOOK.COM - Faye Ares, seorang mahasiswi di salah satu universitas di Filipina mengaku terkejut ketika disapa pria tua dari belakang, saat itu ia tengah duduk di depan pusat perbelanjaan di negara tersebut.
Dari pakaiannya yang compang-camping, tak butuh waktu lama untuk mengetahui bahwa pria tua itu adalah pengemis. Namun pengemis itu rupanya tidak meminta uang kepada Faye melainkan meminta makan.
"Tolong jangan marah. Maaf mengganggu. Saya tidak minta uang. Saya hanya mau makan karena benar-benar sangat lapar," ujar Faye menirukan pria itu seperti dilansir My Newshub.
Faye terkejut, ia sempat mengernyitkan dahi karena merasa tak mengenali pria itu. Namun, Faye penasaran ada seorang pengemis yang fasih berbahasa Inggris.
Singkat cerita, Faye kemudian mengajak pria itu makan di restoran di wilayah pusat perbelanjaan tersebut. Faye berniat mengorek keterangan lebih dalam karena untuk ukuran pengemis, pria itu sangat sopan dan terlihat pintar.
Dari keterangan Faye, pria itu bernama Jansen Locsin. Usianya 70 tahun. Faye terkejut ketika mengetahui, pria itu dulunya adalah seorang dosen mata kuliah Ekonomi, di Universitas Anteneo Manila, Filipina. Selain dosen, pria itu dulunya juga seorang pialang saham.
"Namun ia kemudian bangkrut dan malu untuk kembali ke rumahnya," kata Faye, dilansir RiauBook.com dari laman liputan6.
Di akhir perjumpaan, Faye memberi pria itu sebotol air mineral dan uang 100 Peso atau sekitar Rp 25 ribu karena merasa sangat kasihan. Apalagi kata Faye, keluarga Jansen seolah tak peduli pada nasib pria malang itu.
Fayemengunggah kisah perjumpaannya itu di media sosial Facebook. Dalam postingan itu, Faye mengatakan jika Jansen sempat menasihatinya agar bersungguh-sungguh dalam kuliah. (RB/lp6)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…