RIAUBOOK.COM - Rektor Universitas Riau (UR) telah membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) untuk menyelesaikan persoalan bentok yang terjadi antara sekelompok mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) dengan Fakultas Teknik (FT).
Tim ini diharapkan dapat bekerja sesegara mungkin untuk mencari kebenaran dari kejadian yang terjadi kemarin. Tim akan bekerja melakukan investigasi dari awal sebelum kejadian hingga pasca bentrok berlangsung.
"Saya harap tim ini bekerja independen dan bekerja secepatnya, hasilnya nanti akan memperhatikan peraturan yang ada di kampus ini," kata Rektor UR Aras Mulyadi di Gedung Pascasarjana Jalan Pattimura, Pekanbaru, Sabtu (7/10/2017).
Tim ini sendiri dipimpin oleh Wakil Rektor (WR) III Bidang Kemahasiswaan serta beranggotakan Dekan FISIP dan FT, seluruh Wakil Dekan III se-lingkungan UR, BEM UR dan kedua fakultas serta alumni.
Terkait kenapa tim ini tidak melibatkan pihak kepolisian, padahal dalam kejadian tersebut terdapat tindakan kekerasan dan pengrusakan, Rektor mengatakan pihaknya hanya ingin melibatkan internal kampus.
"Kami tidak melibatkan kampus, karena kita ingin melihat latar kehidupan kampus, jadi tim ini melibatkan internal saja," katanya.
Setidaknya ada total 17 orang korban dalam bentrokan yang terjadi pada 5 Oktober kemarin. 15 orang hanya memerlukan rawat jalan dan sudah pulang malam saat kejadian, sisanya dua orang lagi masih di rawat di rumah sakit.
"Dua orang masih dirawat inap, satu di RS Eka Hospital, satu lagi di RS Aulia," katanya.
Rektor UR mengatakan bentrok ini terjadi berawal dari konvoi sejumlah mahasiswa setelah acara wisuda.
Untuk antisipasi kedepan, pihak kampus akan melakukan sejumlah evaluasi terkait konvoi setelah kegiatan wisuda, karena menurutnya masih banyak cara yang bisa untuk merayakan wisuda tersebut. (RB/habir)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…