RIAUBOOK.COM - Proyek pembangunan dua fly over di Pekanbaru masih digesa namun tidak akan selesai tepat waktu sesuai dengan yang direncanakan pada Desember 2018.
"Hal itu megingat waktu tersisa hanya tinggal sekitar 1,5 bulan lagi, sementara progres masih jauh, baru sekitar 60-an persen," kata Legislator Riau dari Fraksi PKB, Abdul Wahid di Pekanbaru, Kamis (8/11/2018).
Dia mengatakan terus memantau proyek pekerjaan yang mendatangkan kemavcetan itu.
"Jadi kalau Kabidnya sudah pesimis, saya sudah jauh-jauh hari pesimis," lanjut dia.
Karena menurut dia, dimulainya pekerjaan sudah tidak sesuai 'time skedule' yang harusnya dilakukan awal tahun tapi baru dikerjakan Bulan Mei.
"Tapi karena Kadis dan Kobtraktor optimis, yah kita tetap dukung. Apalagi bilan-bulan ini musim hujan yabg mempengaruhi peketjaan," kata dia.
Apalagi menurut Anggota Komisi IV ini, dari kunjungan Komisi IV ke Bekasi, September lalu melihat produksi pebrikasi brikesnya, ditargetkan November ini selesai dan sudah sampai ke Pekanbaru, ternyata hingga saat ini belum sampai.
"Jadi apa yang mau dikerjakan, sementara waktu tinggal 1,5 bulan lagi," kata dia.
Jadi kata dia, seharusnya Kadis PUPR dan Kontraktor 'tidak tidur' menyikapi hal ini dan harus dikejar ketertinggalan pekerjaan dengan menambah waktu shif peketjasn siang-malam.
"Kemudian selalu dilakukan pengontrolan agar bisa digesa oeketjaan. Apalagi pekerjaan ini merupakan beton yang ada masa pemadlsangannya. Tidak bisa dilakukan lompat-lompat mengerjakan yang lain dulu," katanya.
Saat disinggung seandainya tidak rampung sesuai target, Wahid mengatakan proyek itu harus diperiksa dulu dan akan jadi mangkrak karena baru bisa dianggarkan tahun 2020.
"Inikan harus diputuskan dan diaudit dulu baru bisa dilelang lagi. Jadi tidak hisa dianggarkan tahun 2019, tapi tahun 2020. Kondisi jadi semakin macet, tidak malah mengurai kemacetan," kata dia. (RB/MCR)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…