RIAUBOOK.COM - Elektabilitas Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto memang dalam lingkaran tiga besar sebagai Capres potensial 2024.
Namun untuk berjalan mengarah ke singgasana RI-1 tidak sebatas ditentukan survei atau indikator masyarakat saja, lebih dari itu keterlibatan aktor balik layar yang disebut elite global (global power) lebih menentukan politik bangsa ini.
Sejumlah sumber menjelaskan, sosok atau karakter yang mampu membangun komunikasi di tingkat elite global memiliki syarat-syarat tertentu, namun tidak semua orang atau bahkan elite politik nasional mengetahuinya.
Bagaimana dengan Anies Baswedan?
Anies merupakan sosok politisi yang memiliki kharisma bagi kelompok Islam setelah berhasil menang dalam Pilkada DKI Jakarta.
Namun politik Pilkada DKI ketika itu dipandang sebagai politik identitas hingga mengenyampingkan gagasan layaknya pertarungan politik calon kepala daerah.
Politik identitas tersebut dianggap telah memecah belah persatuan bangsa, lebih buruk dari itu berpotensi mengganggu stabilitas kenegaraan yang lebih luas ketika Anies justru naik tahta menjadi Presiden RI.
Gangguan stabilitas kenegaraan dipandang akan mengancam stabilitas politik, ekonomi, bahkan tatanan kebangsaan yang tentu tidak diinginkan oleh elite global.
Lantas bagaimana dengan Ganjar Pranowo?
Sosok Gubernur Jawa Tengah ini sudah lama berinvestasi politik, berbagai kegiatannya bersama masyarakat bahkan kerap disorot media nasional.
Tidak heran, politisi PDI Perjuangan ini kemudian mendapatkan dukungan besar di daerah yang dia pimpin dengan jumlah penduduk yang mencapai 38 juta jiwa.
Namun Ganjar merupakan sosok nasionalis yang belum memiliki jaringan kuat di tingkat elite global, ditambah minimnya dukungan militer.
Lantas seperti apa gambaran politik Prabowo Subianto?
Prabowo Subianto adalah satu-satunya tokoh militer yang konsisten dalam pertarungan politik nasional, namun keinginannya untuk mencapai singgasana RI-1 tidak akan pernah tercapai akibat terganjal masa lalunya yang suram.
Prabowo juga tidak memiliki akses langsung ke tingkatan elite global setelah sejumlah negara termasuk Amerika Serikat menetapkan namanya dalam daftar hitam.
Tragedi 98 disusul dengan politik identitas pada Pilpres 2014 membuat sosok Prabowo akan sangat sulit menyatukan keretakan antara 'Kadrun versus Cebong'.
Saat ini, elite global menginginkan adanya sosok yang mampu menyatukan keretakan besar akibat politik identitas yang nyaris mengancam kedaulatan bangsa.
Siapakah sosok tersebut?
IndoNarator sebagai lembaga yang bergerak di bidang riset kebijakan dan kajian publik sebelumnya mengungkap keinginan global power terhadap sosok yang mampu merajut kembali keretakan bangsa.
Menurut IndoNarator, sosok militer adalah pilihan terbaik demi masa depan bangsa setelah sepuluh tahun negara ini di pimpin pasangan sipil, Joko Widodo (Jokowi).
Sebelumnya pada kepemimpinan Jokowi-Jusuf Kalla dan Jokowi-Maaruf Amin, militer bertahan untuk menjadi benteng pertahanan yang tegak setia di belakang layar.
IndoNarator yakin, setelah masa kepemimpinan Jokowi dua periode, akan muncul sosok militer berkharisma yang akan merebut singgasana negara.
Lembaga itu menyebut sosok tersebut sebagai dua bendera satu warna, dengan makna kekuatan antara militer dan agama.
Siapakah sosok tersebut?
Untuk diketahui, saat ini ada sejumlah tokoh militer dengan kekuatan politik cukup baik sebagai modal pertarungan pada Pilpres 2024.
Selain Prabowo Subianto, terdapat dua nama yang sama-sama merupakan mantan Panglima TNI yakni Moeldoko dan Gatot Nurmantyo.
Namun Moeldoko yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Presiden (KSP) telah tercoreng kemelut Demokrat, hasrat untuk merebut Partai Mercy tersebut gagal sehingga memupus harapan untuk berjalan menuju singgasana negara.
Sementara Gatot Nurmantyo sebelumnya malah diterpa kabar buruk terkait foto bareng seorang wanita di dalan kamar hotel.
Isu tersebut kian membuat pamor Gatot tergerus. Dan saat ini hanya tersisa satu tokoh militer aktif yang digadang-gadang telah merebut dukungan elite global.
Siapa sosok tersebut?
Sejumlah lembaga politik tidak mampu menerawang tokoh tersebut mengingat indikator survei masih menempatkannya sebagai Capres bayangan dengan persentase dukungan rakyat kurang dari 2 persen.
Walau tergambar sebagai tokoh bayangan dan masih aktif dalam tugas militer, namanya mampu masuk dalam penjaringan bursa Capres Partai Nasional Demokrat (NasDem). Dialah Andika Perkasa.
Sosok Andika Perkasa dipandang elite global sebagai sosok netral yang akan mampu menyatukan keretakan akibat politik identitas beberapa tahun silam.
Andika dikabarkan juga telah mendapatkan dukungan dikalangan elite politik nasional termasuk dukungan Presiden Joko Widodo.
Oleh Fazar Muhardi
Ultimatum Virus Akalbudi
Oleh Chaidir (Ketum FKPMR) TAHUN 1445 Hijriyah tenggelam dalam tidurnya yang abadi. Selamanya akan berada dalam…