WALHI Riau Desak Komitmen Penuh FOLU Net Sink 2030 di Sektor Korporasi Kehutanan Riau

WALHI Riau Desak Komitmen Penuh FOLU Net Sink 2030 di Sektor Korporasi Kehutanan Riau

Ist

RIAUBOOK.COM - WALHI Riau meluncurkan publikasi hasil analisis dan investigasi bertajuk "Komitmen Semu FOLU Net Sink 2030 di sektor Korporasi Kehutanan Riau".

Laporan ini menyatakan Rencana Kerja FOLU Net Sink yang dirancang oleh Pemerintah Provinsi Riau sejak 2020 khususnya di sektor korporasi kehutanan masih jauh dari target capaian yang harus dipenuhi hingga 2030. Ada tiga faktor penyebab kegagalan: belum ada penyelesaian konflik tenurial di areal kerja perusahaan HTI; ketidaksesuaian data dokumen Renja dengan kondisi di lapangan; dan pelanggaran lingkungan Hidup yang masih berlangsung.

Peluncuran laporan tersebut disertai dengan diskusi publik dengan mengundang Riko Kurniawan, Direktur Paradigma dan Uli Arta Siagian, Manajer Kampanye Kebun dan Hutan WALHI Nasional sebagai narasumber.

Dalam pemaparan laporan yang disampaikan oleh Rezki Andika, Staf Kajian WALHI Riau, disebutkan investigasi dilakukan di lima konsesi perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) atau Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH), yaitu PT Ruas Utama Jaya (RUJ), PT Suntara Gajapati (SGP), PT Sumatera Riang Lestari (SRL), PT National Sago Prima (NSP), dan eks konsesi PT Merbau Pelalawan Lestari (MPL).

Rezki menyampaikan Riau menjadi salah satu wilayah intervensi FOLU Net Sink 2030 terbesar yaitu 65,58 persen wilayahnya atau seluas 5.707.663,85 hektar. Implementasi FOLU Net Sink 2030 dilakukan berdasarkan arahan aksi mitigasi yang terbagi menjadi 12 RO (Rencana Operasional).

Namun berdasarkan hasil investigasi lapangan, WALHI Riau menemukan adanya ketidaksesuaian peruntukan lokasi RO antara dokumen Rencana Kerja (Renja) FOLU Riau dengan fakta lapangan.

"Ada perbedaan hasil di lapangan dengan dokumen. Dalam dokumen Renja FOLU Riau disebut RO2 (pencegahan deforestasi lahan gambut) di NSP adalah seluas 1.449,73 hektar. Sementara kami menemukan hanya ada 275 hektar hutan alam. Kemudian ditemukan ketidaksesuaian jenis kawasan, lahan RO1 dan RO7 seharusnya berada di kawasan lahan mineral, namun kami menemukan lokasi kedua RO tersebut berada pada ekosistem gambut. Lokasi lain yang tak sesuai adalah pada wilayah RO4 di areal kerja PT SRL.

Pada dokumen Renja lokasi ini disebut sebagai lahan tidak produktif, namun ternyata wilayah tersebut sudah dikelola sejak tahun 2009. Jadi tak sesuai," ujar Rezki.

WALHI Riau juga menemukan masih adanya konflik sosial di tiga areal kerja perusahaan. Pertama, PT RUJ dengan luas 17,8 ribu hektar memiliki konflik tanah karena wilayahnya tumpang tindih dengan pemukiman, kebun, dan tambak masyarakat Desa Basilam Baru. PT SGP juga berkonflik dengan desa yang sama dengan indikatif luas konflik 20,8 ribu hektar. Terakhir, PT SRL dengan luas 1,3 ribu hektar memiliki konflik dengan kebun masyarakat Kelurahan Batu Panjang dan Terkul.

WALHI Riau juga menemukan masih ada pelanggaran lingkungan hidup yang dilakukan oleh keempat perusahaan yang aktif, seperti indikasi kerusakan ekosistem gambut.

WALHI Riau juga menemukan aktivitas PT NSP yang berlawanan dengan dokumen Renja FOLU dan Rencana Perlindungan Pengelolaan Ekosistem Gambut (RPPEG). "Ini bakal menghambat Riau sebagai FOLU Net Sink 2030," kata Rezki.

Berdasarkan catatan temuan tersebut WALHI Riau meminta Presiden RI untuk bersikap tegas bahwa komitmen iklim Indonesia, khususnya FOLU Net Sink 2030, harus diimplementasikan secara serius di tingkat tapak dan bukan sekadar perencanaan di atas kertas.

Selain itu Presiden juga harus mengintruksikan kementerian terkait untuk melakukan sinkronisasi dan pengawasan ketat terhadap Rencana Kerja (Renja) FOLU di tingkat provinsi, guna memastikan tidak terjadi ketidaksesuaian antara data, perencanaan, dan kondisi lapangan seperti yang terjadi di Riau.

Riko Kurniawan, menambahkan bahwa meski bukan negara terbesar penghasil emisi karbon, namun dalam sektor hutan dan lahan, Indonesia masuk dalam tiga besar negara terbanyak dalam pelepasan emisi. Riau sebagai salah satu wilayah prioritas FOLU Net Sink 2030, dinilai kurang ambisius dalam menjalankan implementasi kebijakan tersebut.

"Hampir 20 tahun telah terjadi banyak pelanggaran lingkungan hidup dan alih fungsi lahan hutan Riau menjadi sawit. Mangrove pun sudah berubah menjadi tambak udang.

Lahan bekas terbakar, belum dilakukan pemulihan. Bahkan ada denda untuk pemulihan lahan karhutla. Sementara sampai sekarang tim Renja Folu Net Sink Riau belum bekerja. Isu iklim masih jadi isu 'gimik-gimik' saja.

Rencana FOLU Net Sink 20230 sebenarnya sudah cukup bagus, namun tak selaras dengan implementasinya. Rencana hanya ambisius di atas kertas. Kita harus melakukan aksi nyata, yang dibutuhkan sebenarnya implementasi lapangan," tambah Riko.

Narasumber terakhir, Uli Arta Siagian menambahkan bahwa seringkali negara tidak mengakui keberadaan masyarakat yang tinggal di hutan sebagai ruang hidup mereka.

"Ketika hutan itu ada, eksistensi mereka ada. Namun, ketika hutan dinilai secara ekonomi, maka banyak proyek yang masuk ke kampung kemudian menggeser kehidupan mereka. Padahal makna hutan itu sebagai sumber kehidupan, bukan sumber investasi. Jadi, bagi negara hutan itu dijaga karena nilai ekonomis, bukan karena semata-mata bagian penting dari kehidupan kita," ujar Uli Arta.

Diskusi yang dipandu oleh Sri Depi Surya kemudian mendapat tanggapan dan pertanyaan dari para peserta. Ada yang mempertanyakan apakah FOLU Net Sink ini dapat tercapai dengan situasi yang mengkhawatirkan.

Ada juga yang membahas bagaimana masyarakat adat dapat berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon, dan bagaimana ruang diskursif semacam ini dapat terus diadakan untuk membuat publik semakin paham apa yang sebenarnya sedang dikerjakan pemerintah dan dampaknya kepada masyarakat, khususnya terkait isu lingkungan hidup dan iklim. Diskusi selengkapnya dapat disimak di kanal youtube WALHI Riau dan laporan investigasi dapat diunduh di website WALHI Riau. (rls)

foto

Terkait

Foto

71 Titik Panas Masih Terdeteksi di Riau, Kebakaran Lahan Masih Berlanjut?

RIAUBOOK.COM - Kebakaran hutan dan lahan masih terus berlanjut di Provinsi Riau, sebanyak 71 titik panas (hotspot) terpantau…

Foto

Kebakaran Lahan Riau Masih Berlanjut

RIAUBOOK.COM - Kebakaran hutan dan lahan di berbagai wilayah kabupaten/kota Provinsi Riau dikabarkan masih terus berlanjut hingga pencemaran udara…

Foto

Tercatat Ada 20.788 Titik Api di Indonesia, di Riau Seribu Hektare Lahan Terbakar

RIAUBOOK.COM - Walhi mencatatan sejak 1 hingga 28 Juli 2025 terdapat sebanyak 20.788 titik api (hotspot) di Indonesia, secara tingkatan…

Foto

Gibran Tinjau Kebakaran Lahan Riau

RIAUBOOK.COM - Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Riau, Senin (28/7/2025) untuk memantau penanganan…

Foto

Hujan Akibatkan Titik Kebakaran Lahan Riau Berkurang

RIAUBOOK.COM - Hujan yang melanda sebagian wilayah Riau dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan jumlah titik panas (hotspot) di Provinsi Riau…

Foto

Riau Darurat Kebakaran Lahan, Asap Sampai Malaysia dan Thailand, WALHI: Mana Ketegasan Rezim Baru?

RIAUBOOK.COM - Hutan dan lahan Riau kembali terbakar di era Presiden dan Gubernur Riau yang baru, sekitar 1.000 hektare hutan…

Foto

Kebakaran Lahan Riau Menggila, Kemarin Muncul 207 Titik Panas

RIAUBOOK.COM - Kebakaran lahan di Provinsi Riau dilaporkan kian menggila, jumlah titik api terus meningkat signifikan dan memicu kekhawatiran berbagai…

Foto

BMKG Pastikan Asap Riau Tak Sampai Malaysia & Singapura

RIAUBOOK.COM - Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada sebaran asap dari kebakaran…

Foto

Riau Darurat Kebakaran Lahan, Menhut: Ini Bukan Negara Tak Bertuan

RIAUBOOK.COM - Menteri Kehutanan (Menhut) Republik Indonesia Raja Juli Antoni menyampaikan, telah terjadi penurunan signifikan jumlah titik api di wilayah…

Foto

Riau Darurat Kebakaran Lahan

RIAUBOOK.COM - Gubernur Abdul Wahid mengimbau seluruh kepala daerah di Provinsi Riau untuk mengedukasi warganya agar mengerti bahwa kebakaran hutan…

Foto

Gubernur Wahid Ingatkan Pelaku Karhutla: Bakal Dipidana

RIAUBOOK.COM - Gubernur Riau Abdul Wahid menyampaikan peringatan keras kepada seluruh pelaku pembakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau…

Foto

Katanya 4.200 Hektare Mangrove Riau Bakal Direhabilitasi

RIAUBOOK.COM - Pihak Pemerintah Provinsi Riau menargetkan merehabilitasi 4.200 hektare mangrove dalam Program Mangroves for Coastal Resilience (M4CR) pada tahun…

Foto

Isteri Mendagri Datangi Gajah di Siak

RIAUBOOK.COM - Ketua Umum TP PKK Pusat, Tri Suswati Tito, yang didampingi Ketua TP PKK Provinsi Riau, Henny Sasmita Wahid,…

Foto

Panas Riau Tembus 35 Derajat, Muncul 70 Titik Panas

RIAUBOOK.COM - Pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mempralirakan cuaca cerah berawan sepanjang Kamis, 17 Juli 2025…

Foto

Hujan di Sebagian Riau, Tapi Titik Panas Tetap Muncul

RIAUBOOK.COM - Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Provinsi Riau pada Rabu, 16 Juli 2025, umumnya…

Foto

Menteri Lingkungan Datang ke Riau Selamatkan Gajah & Harimau

RIAUBOOK.COM - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq bersama Gubernur Riau Abdul Wahid serta jajaran Satgas PKH meninjau langsung…

Foto

BMKG Prediksi Hujan di Riau, Tapi Puluhan Titik Kebakaran Malah Bermunculan

RIAUBOOK.COM - Pihak Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Provinsi Riau pada Senin, 7 Juli 2025, umumnya…

Foto

California Hadapi Ancaman Terbesar Kebakaran Lahan

RIAUBOOK.COM, Washington - Kabar duka, California sedang berjuang melawan kebakaran hutan terbesar yang pernah dihadapi negara bagian tersebut sejak awal…

Foto

Lebakaran Lahan Terjadi Lagi di Kampar

RIAUBOOK.COM - Peristiwa kebakaran lahan penyebab kabut asap di Riau kembali lagi terjadi di Kabupaten Kampar, aparat telah turun…

Foto

Sawit Ilegal di TNTN Riau Ditumbangi

RIAUBOOK.COM - Danrem 031/Wira Bima Brigjen TNI Sugiyono melaksanakan kegiatan pemusnahan tanaman sawit ilegal sekaligus penanaman pohon kembali di kawasan…

Pendidikan