RIAUBOOK.COM - Petikan sambungan dalam pidato DN Aidit tahun 1964 dihadapan AURI kali ini berbicara soal Partai Komunis Indonesia yang merupakan 'barang impor' namun ingin diakui sebagai 'anak kandung'.
Berikut pwtikan pidatonya:
Sebagaimana halnya dengan partai-partai revolusioner lainnya, PKI adalah sudah merupakan alat revolusi sebelum Revolusi Agustus 1945 pecah, sebelum kita mempunyai alat-alat revolusi lainnya seperti yang kita kenal sekarang ini. Walaupun para hadirin bukan anggota PKI, tetapi saya dengan segala senang hati memenuhi permintaan saudara-saudara menguraikan tentang pembangunan PKI.
Tiap warga negara Indonesia berhak mengetahui segala sesuatu tentang PKI, karena PKI adalah juga milik nasion, dan bukan hanya milik kaum Komunis Indonesia.
PKI adalah Partai kelas buruh Indonesia, Partai kaum Marxis Indonesia, yang didirikan pada tgl.23 Mei 1920,sebagai perkembangan lebih lanjut dari ISDV ( Indische Sociaal DemocratischeVerenegingatau PSDH-Perhimpunan Sosial Demokratis Hindia) yaitu organisasi kaum Marxis yang pertama di Indonesia yang berdiri dalam tahun 1914. Lahirnya PKI bukanlah gejala kebetulan tetapi gejala obyektif.
PKI lahir dalam zaman imperialisme yang melahirkan kelas buruh di Indonesia, PKI lahir sesudah ada serikat buruh-serikat buruh di Indonesia, lebih-lebih sesudah ada ISDV, dan sesudah dunia terbelah menjadi dua kubu, kubu sosialis dan kubu kapitalis dengan menangnya Revolusi Sosialis di Rusia tahun 1917. Ia merupakan produk yang wajar dari perkembangan perjuangan kelas di tanah air kita, dari perkembangan sejarah masyarakat kita.
0leh karenanya kaum Komunis Indonesia sering mengatakan bahwaPKI adalah anak zaman yang lahir pada waktunya.
Di waktu-waktu yang lalu ada orang-orang yang suka memfitnah bahwa PKI adalah "barang impor" atau "tidak asli". Pandangan sedemikian bukan hanya tidak benar menurut kenyataan sejarah, tapi juga sama sekali tidak ilmiah. Kalau secara obyektif dan ilmiah kelas borjuis kecil dan borjuis nasional Indonesia memerlukan adanya partai-partai politik guna memperjuangkan kepentingan-kepentingan politiknya, maka adalah juga obyektif dan ilmiah jika kelas buruh Indonesia memerlukan PKI untuk memelopori perjuangan bagi kepentingan-kepentingan politiknya.
Dapatlah kita bayangkan betapa terbelakangnya gerakan buruh dan gerakan Rakyat pekerja Indonesia seandainya tidak ada PKI yang memelopori gerakan ini.
PKI termasuk partai politik yang tertua di antara 10 partai politik yang ada dan sah sekarang ini. Sudah sejak lahirnya PKI selalu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gerakan kemerdekaan nasional, dan selalu mengintegrasikan diri dengan gerakan Rakyat Indonesia.
Apakah yang demikian itu "barang impor"? Tidak, PKI adalah anak kandung daripada tingkat tertentu perkembangan sejarah Indonesia. Ini adalah kenyataan betapapun disangkal, ia tetap kenyataan.
Ketika kaum Komunisto-phobi yang kita kenal sekarang ini masih ingusan dan mungkin di antaranya ada yang sedang asyik menyembah pemerintah kolonial, atau mungkin belum lagi lahir, PKI sudah berjuang mati-matian melawan kolonialisme untuk Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
Ajaran Marxisme-Leninisme yang menjadi pedoman PKI adalah universal. Sebagaimana semua ajaran universal ia bisa mendapat tempat di manapun di dunia ini. Tetapi sebagaimana pula halnya dengan ajaran universal lainnya, ia hanya bisa berakar di sesuatu negeri jika ia mengintegrasikan diri dengan penduduk negeri itu. Dalam hal ini, mengenai PKI seujung rambut pun tidak bisa diragukan.
Bukan hanya dengan kelas buruh tetapi juga dengan massa kaum tani dan Rakyat pekerja lainnya, dan bahkan dengan seluruh nasion, PKI sudah dan sedang mengintegrasikan dirinya. Dalam rangka pengintegrasian ini, PKI sudah dan sedang dengan berhasil meng-Indonesiakan Marxisme-Leninisme, mewujudkan kebenaran universal Marxisme-Leninisme menjadi kebenaran kongkrit dan kenyataan kongkrit di Indonesia.
Perkembangan PKI hingga kini, pada pokoknya dapat dibagi dalam 4Periode sbb:
Periode I :periode pembentukan dan perjuangan melawan teror putih pertama (1920-1926)
Periode II:periode perjuangan di bawah tanah dan front anti-fasis (1926 — 1945)
Periode III:periode Revolusi Agustus 1945 dan perjuangan melawan teror putih kedua (1945-1951).
Periode IV: periode front nasional dan pembangunan Partai (1951 — sampai sekarang )
Saya tidak bermaksud untuk menguraikan perkembangan PKI periode demi periode, tapi hanya akan menyebut beberapa soal penting. Selama Partai masih dalam masa kanak-kanak, Partai belum dapat memahami keadaan masyarakat Indonesia dan soal dari Revolusi Indonesia , dan juga belum dapat menarik pelajaran dari pengalaman-pengalamannya sendiri. Maka itu ketika Agustus 1945 pecah, PKI masih belum berhasil mendorong revolusi mencapai kemenangan penuh.
Tetapi sesudah PKI menginjak jadi dewasa sejak pembangunannya kembali dalam tahun 1951, dan terutama sekali sejak Kongres Nasional Ke-V, PKI dalam bulan Maret tahun 1954, maka PKI berkat pandangannya yang tepat sudah mulai mengenal sifat masyarakat Indonesia dan dapat memecahkan secara tepat soal pokok Revolusi Indonesia serta mulai menyimpulkan pengalamannya tentang front nasional, perjuangan revolusioner bersenjata dan pembangunan Partai. Tahun 1951 telah menjadi titik balik bagi kehidupan PKI.
Sejak itu PKI telah dibangun kembali berdasarkan Konstitusi baru dan berdasarkan gerakan perluasan organisasi dan anggota, yang disertai dengan pendidikan tentang Marxisme-Leninisme dan tentang soal-soal pokok Revolusi Indonesia.
Kecuali periode pembangunan Partai, periode sekarang ini bagi PKI adalah juga periode pembangunan front nasional.
Bersambung...
Berita terkait :
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…