RIAUBOOK.COM - Meskipun pangkatnya masis Aiptu, namun penghasilan per bulan dari Agus Widodo bisa bersaing dengan polisi lain yang berpangkat jenderal. Anggota Satlantas Polrestabes Makassar ini sukses dengan usahanya pengepul sampah dengan penghasilan Rp 40 juta/bulan
Sehari-hari, Aiptu Agus Widodo bertugas di Gerai Sim Satlantas Polrestabes Makassar di Bassement Trans Studio Mall Makassar, Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan.
Aktivitasnya dimulai subuh hari, sekitar pukul 05.00 Wita dimulai dengan salat subuh.Setelah itu, ia mempersiapkan diri untuk mengikuti apel pagi pukul 06.00 wita (waktu Makassar).
Setelah Apel, Ia pun melanjutkan tugas mengatur arus lalulintas di Jalan Raya Kota Makassar sampai pukul 07.30 wita. Karena pelayanan di Gerai SIM Trans Mall dimulai pukul 13.00 wita sampai pukul 19.00 wita.
Agus memanfaatkan waktu lowongnya dari 07.30 wita sampai 13.00 Wita untuk mengepul sampah olahan. Sampah yang ia kumpulkan itu berada di pinggir kanal Jl Hertasning, Kecamatan Rappocini, Makassar. Lahan itu berhasil dimilikinya dari hasil (untung) berbisnis sampah olahan.
"Alhamdulilah, sejak awal tahun 2000 saya jalani profesi pengepul. Hasilnya pun berberkah, selain bisa nafkahi keluarga, saya bisa pekerjakan karyawan saya yang berjumlah tujuh orang. Rumah dan tanah pun hasil dari usaha ini," katanya.
Kesuksesan agus itu bisa ia nikmati di dalam kurung waktu 17 tahun, dari tahun 2000 sampai 2017.
Dahulu kala, Agus, isteri dan anaknya tinggal di Asrama Polisi. Saat itu, semuanya serba pas-pasan dan terbatas. Karena Agus mempunyai rencana untuk masa depan keluarganya, Agus pun menjajaki bisnis yang diawali berdagang kain tahun 1998.
Usaha itupun hanya berlangsung setahun. Tak henti sampai disitu, awal tahun 1999 suami dari Munawwarah itu kembali melakoni bisnis kayu, namun karena itu dinilai menganggu kerjanya sebagai Polisi, Agus memutuskan untuk berhenti bisnis kayu.
Karena dua usaha yang ia rintis gagal, Agus pun rehat berbisnis. Karena ia komitmen dan telah berjanji untuk mensejahterahkan kelurganya, Agus tanpa malu kembali mencoba jadi pengepul.
Dari usaha inilah Agus, akhirnya bisa mendulang untung banyak dari sampah olahan.
Ia menyebutkan bisnis sampah yang awalnya hanya coba-coba, bisa memberikannya kebahagiaan dan cukup untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Namun kini, ia bisa mempekerjakan tujuh orang karyawan.
Awal menjadi pengepul, Agus harus mengeluarkan keringat dan tahan dari bau sampah. Bagaimana tidak, setelah melaksanakan tugasnya sebagai Polisi, ia lanjut mengumpulkan sampah.
Waktu itu ayah dari tiga anak ini masih bermukim di Asrama polisi Toddopuli.
Karena sampah yang ia kumpul jumlahnya banyak, dan menghasilkan bau. Ia pun mencari lahan kosong untuk di sewa.
Usahanya yang kian sukses, membuat tabungannya terkumpul. Untung itupun dibelikan lahan kosong untuk meningkatkan bisnisnya. Seiring berjalnnya waktu, tahun 2007 Agus kembali membeli rumah dan beranjak dari Asrama Polisi.
Lihat Sampah Ambil
Layaknya petugas kebersihan Pemkot Makassar, Aiptu Agus Widodo sampai saat ini tidak malu memungut sampah meski didepan umum.
Bagaimana tidak, sampah itu ia samakan dengan uang. Begitu berharganya sampah itu bagi Aiptu Agus, selain bisa dijadikan uang, dirinya bisa membantu pemerintah membersihkan sampah yang ada di setiap sudut kota.
Sampah yang dikumpul Agus sendiri dimulai dari botol pecah berwarna coklat, besi tua, seng bekas, kardus, koran bekas, dan plastik.
"Saya gak malu pungut sampah, biar banyak orang. Karena sampah itu adalah uang bagi saya. Lihat sampah ambil, tuh di mobil banyak sampah," kata Agus sembari tersenyum.
Selain rumah, Agus juga sudah memiliki dua mobil. Satu dipakai untuk bisnis, dan satunya dipakai operasional kesehariannya untuk ke kantor.
Usaha yang dirintis pria kelahiran 27 Agustus 1974 ini bisa mengumpulkan sampah sampai 70 ton sebulan. Omset dari sampah ini mencapai Rp 40an juta perbulan.
Sampah milik Agus sendiri pun di kirim ke Surabaya dan Jakarta. (Tribunnews)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…