RIAUBOOK.COM - Tim Pengawalan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan (TP4) Pusat dan Daerah telah resmi dibubarkan.
Kepastian pembubaran TP4 Pusat dan Daerah ini disampaikan langsung oleh Jaksa Agung ST Burhanuddin dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI, Kamis (16/1/2020) di Jakarta.
"Jadi TP4 sudah tak ada lagi," kata Burhanuddin.
Pembubaran TP4 ini dipertegas dengan melalui keputusan Kejaksaan Agung Nomor 346 tahun 2019 pada tanggal 22 November 2019.
Meski TP4 resmi dibubarkan, Burhanuddin menyatakan pihaknya tetap mendukung program pembangunan di daerah. Sebagaimana dimuat dalam dalam Undang-undang Nomor 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Agung.
"Kejaksaan diamanahkan untuk turut serta mendukung pengamanan pelaksanaan pembangunan," kata dia.
Badaruddin menyatakan saat ini kejaksaan memiliki Direktorat Pembangunan Strategis pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen untuk melakukan pengamanan strategis.
Namun, ungkapnya, direktorat tersebut memiliki tugas dan fungsi berbeda dengan apa yang dilakukan TP4 terdahulu, khussnya dalam hal pengawasan.
Direktorat ini, kata dia, memiliki fokus dan selektif dalam menjalankan tupoksinya, serta tak terlibat langsung dalam hal bersifat teknis.
"Agar tak terjadi penyimpangan dalam aparatur kejaksaan, dalam tugas dan fungsinya," bebernya.
Sebelumnya, Anggota Komisi III DPR fraksi PDIP Masinton Pasaribu menyebut TP4 dan TP4D disalahgunakan menjadi alat untuk memeras kepala daerah.
"Semangatnya TP4D dibentuk untuk melaksanakan fungsi (pengawasan), (tapi) kemudian alat untuk, kata Presiden, ya memeras," ujar dia," kata Masinton saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019) lalu.
Sementara, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyebut TP4 dimanfaatkan sejumlah kepala daerah untuk menyamarkan pelanggaran hukum.
Pembubaran TP4 ini bermula saat beberapa jaksa yang menjadi anggotanya terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK.
Sumber: CNN Indonesia
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…