RIAUBOOK.COM - Ketua Tim Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) PAN Riau Mustafa Kamal menegaskan tidak ada yang bisa memisahkan pasangan Kasmarni-Bagus Santoso (KBS) atau menentang SK DPP PAN kecuali maut menghampiri.
"Hal-hal yang bisa membuat dukungan PAN itu ditarik atau batal hanya hal-hal yang fatal. Mohon maaf, seperti meninggal dunia atau sakit yang memang begitu mengganggu aktifitas pasangan calon tersebut," kata Mustafa Kamal lewat telekomunikasi, (4/7/2020).
Semua pihak kata dia harus menghormati keputusan DPP PAN dan jangan konyol untuk menentang atau justru membuat keputusan-keputusan yang bertentangan.
"Sebagai kader DPW PAN Riau, semua harus patuh dan tunduk pada keputusan DPP," kata dia.
Menurut dia, isu yang berkembang dalam perkara Amril Mukminin merupakan terpaan lawan politik yang harus dihadapi bukan justru diamini.
Kata dia, semakin besar terpaan yang melanda pasangan Kas-Bagus, itu artinya semakin banyak yang mencemaskan pasangan itu melenggang pada Pilkada Bengkalis mengingat elektabilitas keduanya terus memuncak.
"Jadi baik PAN atau pasangan Kasmarni-Bagus Santoso, sama-sana tidak bisa mundur atau menarik kembali dukungan yang telah ditetapkan, kecuali adanya hal-hal fatal seperti yang saya sebutkan," katanya.
Dia sebelumnya juga menegaskan, tidak ada rencana evaluasi untuk pasangan Kasmarni-Bagus Santoso setelah SK dukungan DPP PAN terbit untuk mendukung pasangan Kas-Bagus (KBS).
"Sampai hari ini tidak ada rencana evaluasi dukungan untuk pasangan Kasmarni-Bagus Santoso, dan semua pihak harus menghormati keputusan yang diambil oleh DPP PAN," kata politisi senior Mustafa Kamal.
Sosok Paling 'Seksi'
Sosok Kasmarni menjadi satu-satunya calon kepala daerah yang paling 'seksi' untuk Kabupaten Bengkalis, Riau, dan Bagus Santoso bersama PAN telah menentukan pilihan yang ideal.
Akademisi Fisipol Universitas Riau Saiman Pakpahan dihubungi RiauBook.com pada Minggu malam (21/6/2020) mengungkap dua setting isu yang baik untuk pasangan Kasmarni-Bagus Santoso.
"Pertama tentang koalisi PAN dengan partai lain yang menempatkan Kasmarni sebagai pasangannya sehingga memunculkan banyak prediksi dan dugaan-dugaan positif," kata Saiman.
Saiman turut mengungkap kejayaan massa lampau dan sekarang yang dipandang sangat menguntungkan pasangan Kasmarni-Bagus Santoso.
Dia jelaskan, bahwa saat ini Kasmarni merupakan jaringan kekuasaan bagi Bupati Amril Mukminin yang sebelumnya mampu menguasai basis suara di Mandau dan Pinggir.
Sementara PAN, lanjut dia, pada era sebelumnya melalui Herliyan Saleh juga berhasil memikat hati masyarakat Bengkalis.
"Maka kemudian, akan ada memori publik pada PAN di Bengkalis
terkait pasangan Kasmarni dan Bagus Santoso," kata dia.
Sementara itu, lanjut Saiman, jika dilihat dari partai, maka partai punya kemampuan untuk melakukan pembacaan koalisi dengan partai-partai lain.
"Dan partai lain tentu harus mendorong kader partainya itu untuk dipasangkan dengan individu potensial, dan begitu idealnya jika berbicara norma politik," katanya.
Maka, lanjut dia, komunikasi politik antarpartai tentu akan sangat baik dimatangkan atau diselesaikan di tingkat partai yang berbeda.
Hal itu menurut Saiman amat penting mengingat koalisi antarpartai menentukan kekuatan untuk meraih kekuasaan di Bengkalis.
"Lalu platfom partai mana yang diangggap sesuai untuk meraih kekuasaan itu bisa diraih? Tentunya PAN sudah melakukan analisis yang matang," katanya.
Akademisi ini juga menjelaskan, Kasmarni merupakan birokrat yang memiliki kekuatan politik besar di Bengkalis, terlebih jaringan yang sejauh ini masih melekat.
Maka ketika ada kebuntuhan, demikian Saiman, maka dianggap penting karena ujung kesimpulan komunikasi politik antarpartai walaupun melalui upaya 'bypass' dengan orang yang memiliki jaringan kuat dan dengan orang yang memiliki kekuasaan.
Dengan kondisi Kasmarni yang 'seksi' itu, lanjut dia, maka kemudian wajar ada upaya atau usaha untuk mendorong Kasmarni agar terjun ke dunia politik dengan asumsi dia masih punya kekuatan birokrasi.
"Pun sejauh ini Mandau dan Pinggir masih menjadi basis bagi Kasmarni yang hingga kini memang memiliki jaringan yang kuat," katanya.
Secara politik, lanjut dia, Kasmarni menjadi 'seksi' untuk dilirik oleh partai-partai untuk merebut kekuasaan di Bengkalis.
"Maka PAN wajar menjatuhkan pilihan ke Kasmarni dengan menempatkan kader partainya Bagus Santoso," kata dia.
Pilihan itu menurut dia bukan menjadi persoalan karena partai memiliki pandangan tersendiri untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan di Bengkalis.
Dalam konteks keterwakilan dan distribusi politik suara itu, demikian Saiman, maka pilihan PAN tidak ada persoalan dan itu menjadi salah satu kemampuan partai untuk melihatnya.
"Kalau dilihat dari peta sebaran suara, karena pilkada bicara tentang pemilih.
Peta untuk sebaran pertama Pilkada Bengkalis ada di Pulau Bengkalis dan bahkan lebih banyak suara ada di Mandau dan Pinggir yang menjadi basis Kasmarni," katanya.
Dan Kasmarni melalui kontestasi politik Amril periode sebelumnya, menurut dia juga akan mampu dan berhasil menguasai wilayah itu sehingga wajar kemudian PAN membuka pintu koalisi dengan argumentasi tersebut.
Untuk diketahui, Bagus Santoso yang didorong PAN untuk berpasangan dengan Kasmarni merupakan kader PAN yang telah berkali-kali menjabat sebagai legislator di Bengkalis dan legislator di DPRD Riau.
Sosok Bagus Santoso dipandang mampu membawa PAN kembali berjaya di Bengkalis bersama birokrat 'seksi' yang memiliki jaringan kuat di wilayah Mandau dan Pinggir. (fzr)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…