RIAUBOOK.COM - Tokoh Pemuda Riau yang juga Ketua Pemuda Pancasila, Iwan Pansa, meminta seluruh pemuka masyarakat yang dituakan untuk menghindari provokasi dengan tidak berbicara rasisme hanya demi hasrat politik sesaat.

"Kami juga menyayangkan muncul potongan video yang katanya tokoh masyarakat Riau tapi berbicara rasis dalan momen acara publik. Saya pikir itu sudah meresahkan," kata Iwan Pansa lewat sambungan telepon, Sabtu (18/5/2024).

Diketahui, mantan Wakil Gubernur Riau, Wan abu Bakar, dalam sebuah video pada momen acara pertemuan Masyarakat Pelalawan Kota Pekanbaru mengutarakan tentang sosok calon pemimpin Riau dan Kota Pekanbaru.

Dalam video yang diunggah akun TikTok @pkucity tersebut beredar di berbagai WAG, terlihat Wan Abubakar mengucapkan pernyataan yang dianggap rasis karena menyebut suku tertentu yang harus dimenangkan pada Pilkada Pekanbaru dan Pilkada Riau.

"Pernyataan orang itu bisa berdampak konflik antar etnis di Riau, apalagi sambutan itu disampaikan dalam rangka menyambut Pilkada 2024 di Riau. Katanya tokoh, tapi pernyataannya sangat provokatif dan tidak patut disebut sebagai tokoh," kata Iwan.

Dalam potongan video tersebut, Wan Abubakar menyampaikan bahwa jangan sampai Riau dan Pekanbaru dipimpin oleh orang luar, namun harus orang Riau.

"Saya sangat menyayangkan dan mengecam narasi yang berbau provokasi jelang Pilkada 2024 ini," kata dia.

Iwan menhelaskan, sebagai masyarakat Indonesia seharusnya seluruh elemen masyarakat sudah selesai dengan persoalan rasis, semua unsur yang ada di Riau ini tentunya adalah anak Riau, orang Riau.

Terlebih, lanjut dia, para tokoh yang mau maju dalam Pilkada serentak nanti tentu merupakan putra dan puteri terbaik Riau, bukan orang asing.

"Saya pikir mereka semua memiliki KTP Riau, dengan demikian mereka bisa dikatakan sebagai anak Riau. Sekelas tokoh masyarakat sebaiknya tidak berpikiran kerdil dan menjadi provokator,"kata dia.

Iwan juga meningatkan bahwa sejak merdeka tahun 1945, Indonesia adalah negara dengan ragam suku dan agama, Bhinneka Tunggal Ika.

"Sumpah pemuda sudah menghapuskan semua perbedaan kesukuan, Pancasila sudah menguatkan kita dengan persatuan, dan Riau merupakan bahagian dari Indonesia, harusnya tak perlu dikotomi lagi putra daerah atau bukan putra daerah," kata Iwan.

Jika dilihat komentar dikonten yang diunggah akun@pkucity tersebut, demikian Iwan, memang mendapatkan berbagai tanggapan pro dan kontra, dan jika ini terus berlanjut tentunya akan berdampak kurang baik dalam perhelatan pilkada 2024 di Riau, dan dapat sebagai pemicu konflik atau distrust dikalangan masyarakat.

"Kita sama mengharapkan, agar perhelatan pilkada kedepan dapat melahirkan pemimpin pemimpin yang luar biasa untuk Riau dan seluruh kabupaten/kota, bukan malah memilih raja-raja kecil yang ingin berkuasa hanya untuk menyejahterakan keluarganya dan sanak familinya tanpa mempedulikan masyarakat Riau," demikian Iwan Pansa. (rb)