RIAUBOOK.COM - Gubernur Riau Arsyad Juliandi Rachman meminta kepada seluruh kabupaten/kota dan pemangku kepentingan untuk komitmen mengimplementasikan visi Riau 2020, yakni Terwujudnya Provinsi Riau sebagai Pusat Perekonomian dan Kebudayaan Melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis, sejahtera lahir dan bathin, di Asia
Tenggara Tahun 2020".
Dalam menggesa implementasi tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau telah mencanangkan penguatan muatan lokal budaya Melayu Riau pada Senin (25/6/2018) lalu, pencanangan tersebut juga serentak dilakukan di seluruh kabupaten/kota wilayah setempat.
Penguatan lokal Budaya Melayu tersebut akan difokuskan di sektor pendidikan dan ruang publik.
Upaya untuk mewujudkan Riau The Homeland of Melayu dan visi Riau 2020, sebelumnya telah dimulai dengan penerapan penggunaan busana Melayu serta adanya pengakuan-pengakuan warisan budaya benda maupun tak benda oleh UNESCO.
Dengan dicanangkan penguatan muatan lokal tersebut, seluruh ruang publik di Riau nantinya akan dihiasi dengan nuansa budaya Melayu mulai dari busana hingga bahasa.
Sektor pendidikan Riau secara formil dan ektra kurikuler juga akan diperkuat melalui pelajaran budaya Melayu, hal tersebut bertujuan untuk mendorong pembangunan karakter bagi para siswa.
"Itu tugas Dinas terkait untuk meneruskan ke kabupaten/kota bersama-sama dengan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), seperti halnya di ruang publik, Badan Penanaman Modal bisa saja menyampaikan kepada Investor, kita juga akan adakan sosialisasi dan pendekatan dari berbagai sisi," kata Gubernur Riau kepada RiauBook.com, Senin (25/5/2018) di Kantor Gubernur Riau.
Kata dia, dalam mewujudkan visi Riau 2020 merupakan upaya bersama karena telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Riau nomor 36 Tahun 2001.
"Makanya kita mengajak kabupaten/kota untuk memiliki komitmen yang sama, karena visi Riau 2020 ini kan bukan visinya Provinsi Riau yang berdiri sendiri, jadi harus didukung seluruh stakeholder dan seluruh kabupaten/kota," kata Gubernur.
Lebih lanjut dia menjelaskan, visi tersebut disahkan melalui berbagai tahapan yang melibatkan berbagai unsur pemerintah dan elemen masyarakat.
"Inilah saatnya, karena kita sudah siap secara infrastruktur, punya komitmen, tidak adanya perubahan visi, masih tetap sama visinya, dan kita berharap seterusnya masih itu karena sangat cocok bagi Riau, makanya sekarang kita mengisinya dengan pariwisata berbasis budaya, kita bangun Dinas Kebudayaan supaya lebih jelas tupoksinya, jelas sumber daya manusianya serta jelas dengan regulasinya, ini adalah komitmen kita semua, masyarakat Riau," demikian Gubernur (RB/Dwi)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…