RIAUBOOK.COM - Politikus Partai Demokrat, Muhammad Nasir, terancam tergusur dari kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI setelah 15 tahun atau tiga periode menjadi wakil rakyat di Senayan.

Pantauan RiauBook.com dari hasil 'real count' Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada website pemilu2024.kpu.go.id, Selasa (27/2/2024), terlihat Partai Demokrat hanya menenpati posisi delapan dalam perolehan suara.

Data tersebut diinput KPU pada 27 Februari 2024 pukul 03.00 WIB dengan progress 4.958 dari 8.213 tempat pemungutan suara (TPS) atau sekitar 60.37 persen.

Jika situasi itu bertahan hingga akhir, maka tidak ada calon legislator dari Demokrat yang maju ke Senayan termasuk M Nasir karena jumlah kursi yang diperebutkan hanya 6.

Posisi teratas masih ditempati Partai Golkar dengan jumlah suara yang begitu tinggi yakni mencapai 145.193 atau 19,9 persen.

Peringkat kedua ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan perolehan 79.733 suara atau 10,93 persen, selanjutnya posisi ketiga ditempati Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mendapat 76.270 suara (10,45 persen).

Kemudian pada posisi keempat ada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan raihan 77.456 suara (10,62 persen), menyusul peringkat kelima yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 79.080 suara (9,6 persen), posisi keenam Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang meraih 68.065 suara (9,33 persen).

Partai NasDem bersaing ketat dengan Partai Gerekan Indonesia Raya (Gerindra) yang sementara mendapat 66.665 suara atau sekitar 9,14 persen, selisihnya cukup jauh dengan Partai Demokrat yang menjadi kendaraan M Nasir dengan hanya meraup 61.050 suara (8,37 persen).

Jika Demokrat benar-benar kalah dalam akumulasi suara di Dapil Riau II, maka M Nasir yang mendulang suara dominan yakni mencapai 43.026 akan tetap gagal ke Senayan dan ini merupakan kekalahan tragis bagi adik eks Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazarudin, terpidana kasus suap Wisma Atlet.

Profile M Nasir

Selain dikenal sebagai adik dari eks Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazarudin, Nasir juga tenar sebagai pengusaha besar di Riau.

Dia pertama kali bergabung sebagai kader Demokrat pada tahun 2004.

Sebelumnya, dia merupakan pengusaha yang aktif di asosiasi industri perkebunan dan peternakan.

Saat pertama kali bergabung ke Demokrat, Nasir dipercaya untuk menjabat sebagai Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Provinsi Riau (2004-2009).

Karir politik Nasir semakin moncer, pada tahun 2009 dia diangkat menjadi Ketua Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi DPP Partai Demokrat hingga 2012.

Di tahun 2009 pula, Nasir maju dalam Pileg melalui Dapil Riau II dan terpilih menjadi anggota DPR periode 2009-2014. Saat itu dia duduk di Komisi IX DPR yang membidangi tenaga kerja dan transmigrasi.

Dalam Pileg 2014, Nasir kembali mencalonkan diri di Dapil yang sama dan terpilih lagi setelah memperoleh 48,906 suara.

Pada masa tugas 2014-2019, Nasir ditempatkan di Komisi VII yang membidangi energi, sumber daya energi, dan lingkungan hidup.

Pada 24 Juli 2018 Nasir dilantik menjadi Wakil Ketua Komisi VII menggantikan Herman Khaeron yang menjadi Wakil Ketua Komisi II.

Selanjutnya pada Pileg 2019 Nasir kembali maju melalui Demokrat di Dapil Riau II hingga kembali menduduki jabatan di Komisi VII DPR RI. (fzr)