RIAUBOOK.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu akan penuhi panggilan sidang pengadilan setempat untuk mendengarkan dakwaan terkait dugaan skandal korupsi yang menimpanya.
Kehadiran Netanyahu dalam sidang tersebut diagendakan pada bulan Oktober 2019 mendatang, setelah permohonan penundaan persidangan yang diajukan sebelumnya sempat ditolak oleh Kementerian Kehakiman Israel.
Kusa hukum Netanyahu, Amit Haddad mengatakan alasan penundaan yang diajukan pihaknya tersebut karena urusan administratif yang kompleks.
Dikutip CNN Indonesia melansir AFP, Selasa (12/6/2019), Jaksa Agung Israel, Avichai Mandelblit mengatakan pihaknya tidak menemukan hal-hal yang mendukung untuk mengakomodir permintaan Netanyahu tersebut.
"Tidak ada hal yang membenarkan untuk menunda atau pergantian waktu persidangan," kata dia.
Apalagi, kata dia, pihaknya juga sudah memperpanjang waktu bagi Netanyahu untuk merespons seluruh tuduhan korupsi yang mengarah kepadanya dari semula pada Juli lalu menjadi Oktober mendatang.
Mandelblit memang telah lama menyatakan berniat untuk mendakwa Netanyahu terkait skandal korupsi, hal itu diutarakanny enam pekan menjelang pemilihan umum yang berlangsung pada April lalu.
Diketahui, Netanyahu menghadapi tuduhan tiga kasus korupsi yang berbeda sejak awal 2017.
Pertama, Case 1000. Dalam perkara ini Netanyahu dan keluarganya dituduh menerima gratifikasi berupa sampanye, cerutu, dan sejumlah perhiasan dari produser Hollywood yang merupakan warga Israel, Arnon Milchan, dan pebisnis asal Australia, James Packer, dalam kurun waktu 2007 sampai 2016.
Hadiah-hadiah itu disebut diberikan kepada Netanyahu sebagai imbalan karena telah memberikan "bantuan politik."
Namun hingga kini, penyelidikan polisi masih berkutat untuk mengungkap bantuan politik seperti apa yang diberikan oleh Netanyahu.
Kasus kedua disebut Case 2000. Netanyahu dituduh melobi Arnon Mozes, seorang pemilik surat kabar ternama Israel, Yedioth Ahronoth, terkait permintaan pemberitaan positif.
Sebagai gantinya, Netanyahu yang berkuasa sejak 2009 bersekongkol dengan menerbitkan aturan pemerintah dan sejumlah cara lain untuk menekan pertumbuhan surat kabar pesaing Yediot, Israel Hayom.
Dalam perkara kedua, Netanyahu bersama Mozes disangka terlibat suap, rekayasa, dan penyalahgunaan wewenang.
PM Israel kesembilan itu juga terjerat skandal korupsi Case 4000. Dalam kasus ini, Netanyahu dituding memberikan kelonggaran regulasi bagi perusahaan telekomunikasi Israel, Bezeq Telecom.
Sebagai imbalan, Netanyahu dan sang istri, Sara, mendapat pemberitaan positif dari sebuah portal berita Walla yang terkait dengan Bezeq Telecom.
Meski telah diperiksa sebanyak sembilan kali, Netanyahu belum juga ditetapkan statusnya sebagai tersangka.
Kepolisian Israel bahkan telah dua kali merekomendasikan jaksa untuk segera mendakwanya karena bukti sudah cukup.
Sumber: CNN Indonesia
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…