RIAUBOOK.COM - Sebelumnya Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran Indonesia Corruption Watch (ICW) mengungkap ada 239.318 rekening nasabah di sejumlah perbankan dengan saldo diatas Rp2 miliar hingga totalnya menemubus angka Rp 2.795 triliun pada Februari tahun ini.
Begitu banyaknya uang dari rekening orang kaya di Indonesia, namun belum seberapa jika dibandingkan dengan utang negara ini yang tiap tahun terus naik bahkan kini sudah mencapai Rp 4.342 triliun (kurs hari ini).
Bank Indonesia (BI) melansir data terbaru mengenai posisi utang luar negeri Indonesia. Per Maret 2017, utang luar negeri Indonesia tercatat sebesar USD 326,34 miliar atau setara dengan Rp 4.342 triliun (kurs hari ini). Angka utang ini naik dibanding bulan sebelumnya atau Februari 2017 yang tercatat hanya USD 322,36 miliar.
Posisi utang per Februari 2017 ini juga naik dibanding Desember 2016 yang hanya USD 317,08 miliar.
Dikutip dari data resmi Bank Indonesia, utang luar negeri Indonesia sebesar USD 326,34 miliar ini terdiri dari utang luar negeri pemerintah bersama Bank Indonesia serta swasta.
Porsi utang luar negeri pemerintah sendiri mencapai USD 162,36 miliar dan Bank Indonesia sebesar USD 4,08 miliar. Total utang keduanya adalah USD 166,45 miliar. Total utang ini naik dibanding bulan sebelumnya yang hanya USD 162,09 miliar.
Sedangkan, porsi utang swasta tercatat sebesar USD 159,89 miliar. Angka utang ini turun tipis dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD 160,30 miliar.
Utang luar negeri swasta juga terbagi menjadi utang perbankan dan utang non-perbankan. Utang perbankan tercatat mencapai USD 28,43 miliar. Sedangkan utang luar negeri non-perbankan tercatat USD 131,45 miliar.
Untuk non-perbankan, terbagi menjadi utang lembaga keuangan bukan bank atau nonbank financial corporation yang mencapai USD 10,02 miliar. Kemudian utang perusahaan bukan lembaga keuangan atau nonfinancial corporation sebesar USD 121,42 miliar.
Bank Indonesia memandang perkembangan utang luar negeri pada Maret 2017 masih cukup sehat, namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi," kutipan keterangan Bank Indonesia di situs resminya. (RB/mdk)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…