RIAUBOOK.COM - BFI Finance memilih Kota Pekanbaru sebagai tuan rumah pertama dalam pelaksanaan Program Kemilau BFI 2019.
Program tersebut merupakan wujud apresiasi BFI kepada konsumen, supplier dan rekanan yang telah mendukung perusahaan pembiayaan tersebut dalam perjalanannya selama 37 tahun terakhir.
Dibuka tanggal 20 Juli 2019, Kemilau BFI hadir dengan serangkaian acara hiburan dan pengundian hadiah utama secara nasional.
"Kita melauching pertama kali program kita di 2019 ini, di kota Pekanbaru. Ini merupakan satu program untuk apresiasi kepada masyarakat Indonesia secara general dan khususnya Pekanbaru," kata Business Director BFI Finance, Sutadi Tan dalam jumpa pers di Mal SKA, Kota Pekanbaru, Sabtu (20/7/2019).
Hadiah yang disiapkan BFI untuk konsumen pada pengundian yang dimulai hari ini dan akan berakhir pada September mendatang, yakni 16 unit satu pintu, 16 unit LED TV 32 inch, 12 logam mulia 10 gram, 8 unit smartphone, 4 unit Yamaha Mio, dengan hadiah utama 4 unit Mitsubishi Expander.
"Pengundian terbagi dari berbagai penghargaan, hadiah utamanya adalah 4 unit Expander, satu unit kita akan lakukan undian pada hari ini. Dan tiga lainnya pada kesempatan dalam acara di Balikpapan, Manado dan terakhir di Bekasi dalam kurun waktu Agustus sampai September," Sutadi menuturkan.
Pekanbaru, demikian Sutadi, memiliki kontribusi besar dalam bisnis BFI.
Secara Regional, Pulau Sumatera mempresentasikan kontribusi sekitar 11 persen terhadap bisnis BFI. Dimana 45 persen dari angka tersebut berasal dari pergerakan bisnis di Pekanbaru.
Mengenai pertumbuhan dan kinerja BFI tahun ini, Sutadi mengatakan pihaknya masih dapat mempertahankan bisnis relatif stabil.
"Sebelumnya kita melihat tahun 2019 akan cukup menantang, karena ada beban efek. Dari sisi bisnis kita melihat, harga komoditas diprediksi tidak terlalu baik," ujarnya.
"Dan memang hari ini benar terjadi, hal itu dirasakan di beberapa regional kami, khususnya Kalimantan dan Sulawesi yang secara bisnis relatif berkaitan dengan industri komoditas batubara," tambahannya.
BFI, kata dia, tahun 2019 ini memang tidak terlalu menetapkan target secara agresif, "tapi kami preaper, tumbuh secara stabil".
"Karena kami bergerak di bisnis pembiayaan, memanage resiko itu sama pentingnya. Yang mana memang secara bisnis kami tidak tumbuh secara signifikan, hanya saja kami masih dalam kondisi stabil. Kita berhasil memanage resiko dengan NPL 1,9 persen. Kalau dibandingkan NPL industri yang berada di 2,4 persen, secara resiko kita masih jauh lebih sehat," demikian Sutadi. (RB/Dwi)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…