SEJUMLAHpolitisi muda terus bermunculan mengisi bursa bakal calon Gubernur Riau dan diprediksi akan mampu menyaingi nama-nama lama. Dua diantaranya adalah Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Wahid dan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Syahrul Aidi Maazat.

Abdul Wahid merupakan putera Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) yang telah meniti karir politiknya sejak 2002 sebagai Wakil Sekretaris DPW PKB Riau.

Pria kelahiran Belaras, Inhil, pada 21 November 1980 ini pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi PKB pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau periode 2009-2014 dan 2014-2019.

Karir politik Wahid terus menanjak. Pada Pemilihan Legislator 2019, dia maju sebagai Caleg DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Riau II yang meliputi Inhil, Indragiri Hulu, Kuantan Singingi, Kampar dan Pelalawan.

Ketika itu, Wahid berhasil melenggang ke Senayan setelah mengantongi 55 ribu suara dengan mengalahkan petahana PKB, Mafirion, selisih 25 ribu suara.

Wahid saat ini kembali maju pada Pileg 2024, dari informasi internal PKB, alumni HMI itu berkemungkinan besar kembali duduk di DPR RI dengan jumlah suara yang menembus angka lebih dari 60 ribu.

Namun saat ini berdasarkan pantauan RiauBook.com, hasil 'real count' pada website resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI versi 29 Februari 2024 pukul 19:00 WIB dengan progress 4.981 dari 8.213 TPS (60.65 persen), Abdul Wahid berada diurutan teratas PKB dengan suara mencapai 51.361.

Jumlah itu tidak mungkin lagi terkejar oleh lima Caleg PKB lainnya yang hanya memperoleh suara kurang dari 10.000.

Jika dibandingkan dengan perolehan suara dari seluruh caleg lintas partai, Abdul Wahid berada pada posisi kedua.

Selain Abdul Wahid, muncul nama politisi muda lainnya dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dialah Syahrul Aidi Maazat.

Pria kelahiran Kampar pada 21 September 1977 yang kerap disapa ustadz ini memiliki karir politik yang dahsyat.

Syahrul Aidi memulai karir politiknya di DPRD Kampar. Pada tahun 2009-2014, dia sudah menduduki jabatan sebagai wakil ketua.

Mantan Dosen Ma'had Ali Al Badar ini kemudian kembali maju pada 2014 untuk DPRD Kampar dengan perolehan suara yang menembus lebih 50 ribu. Sebuah capaian yang tidak sedikit hanya untuk setingkat DPRD tingkat II/kabupaten.

Pada tahun 2019, mantan Dosen UIN Sultan Syarif Kasim Riau ini juga kembali mencoba peruntungan yang lebih tinggi dengan maju sebagai Caleg DPR RI.

Lagi-lagi mantan Pengurus MUI Kampar itu kembali mengejutkan. Dia berhasil merangkum suara sebanyak 68.505 dan menjadi yang tertinggi dari seluruh caleg yang ada.

Dia berhasil menjadi Caleg DPR RI dengan suara terbanyak untuk Dapil Riau II mengalahkan seluruh petahana seperti Indris Laena (55.461 suara/Golkar), Edi Tanjung (56.515 suara/Gerindra), Marsiaman Saragih ( 38.508 suara/PDI-P) dan M.Nasir (41.660 suara/Demokrat).

Saat ini Ketua Badan Amil Zakat Kampar itu kembali maju untuk berebut kursi legislator Senayan, bersaing dengan sejumlah nama beken lintas partai lainnya.

'Real count' KPU versi 29 Februari 2024 pukul 19:00 WIB dengan progress 60.65 persen kembali menempatkan Syahrul Aidi sebagai caleg teratas dengan berhasil mengumpulkan 56.333 suara.

Bahkan informasi yang dirangkum dari berbagai pihak, pada hitungan C1 atau seratus persen TPS, politisi PKS itu berhasil mendapat lebih 70 ribu suara.

Paling Berbahaya

Capaian prestasi politik yang begitu gemilang membuat Abdul Wahid dan Syahrul Aidi Maazat pantas diperhitungkan sebagai bakal calon Gubernur Riau mendatang.

Jika keduanya dipasangkan, bukan tidak mungkin Wahid - Syahrul Aidi ataupun Syahrul Aidi - Wahid akan mampu meraih kemenangan pada Pilgub Riau mendatang.

Pasangan ini merupakan penggabungan wilayah pesisir Riau yakni Indragiri Hilir yang merupakan kampung kelahiran Abdul Wahid dan Kabupaten Kampar yang menjadi basis suara Sang Ustadz.

Jika terealisasi, pasangan Wahid-Syahrul merupakan kelanjutan koalisi PKB-PKS yang siap menantang para seniornya di koalisi seberang, bisa jadi Syamsuar-Achmad dari Golkar dan Demokrat.

Mungkin!

Oleh Fazar Muhardi