RIAUBOOK.COM - Detasemen Khusus 88 (Anti Teror) memiliki gaya tersendiri saat menjalankan aksinya mengungkap kasus-kasus terorisme, mulai desain busana yang tertutup rapat dan serba hitam, senjata serba canggih, hingga operasi yang selalu senyap.
Pasukan khusus tersebut terakhir pada Selasa (24/10/2017) menangkap sejumlah orang yang diduga sebagai kelompok jaringan teroris di sejumlah wilayah di Indonesia, mulai dari Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur dan terakhir di Riau.
Di Sulawesi Selatan, Densus 88 mengamankan pria terduga teroris berinisial BB alias Pak Nur di Desa Timampu, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur, sekitar pukul 07.04 Wita.
Dari informasi kepolisian, diketahui palaku ditangkap berkaitan dengan keterlibatannya pada peristiwa bom dengan target Gubernur Sulawesi Selatan tahun 2012.
Kepolisian menyelaraskan tudingan itu dengan berita acara pemeriksaan beberapa tersangka sebelumnya, yakni Jodi, mengungkap pada 11 November 2012, terduga teroris BB memberikan bom pipa dan korek api kepada Jodi dan Awaludin alian Awal untuk melakukan pembunuhan terhadap Gubernur Sulsel.
Polisi mengungkap juga, bahwa bersama Suwardi alias Pak Guru, Budi dan Yadi mengikuti tausiah yang di bawakan oleh Abu Uswah dengan materi bahan dan cara pembuatan bom lontong di kebun milik Muhtar Hadi.
Dalam pelatihan pembuatan bom tersebut, berhasil membuat sekitar 20 batang bom, ketika itu Jodi memegang 2 batang, Bakri memegang 6 batang, Awi memegang 6 batang, dan Abu Uswah 4 batang.
Kemudian dari BAP Awaluddin turut diungkap, bahwa Abu Uswah memerintahkan Awaluddin agar sebelum ke lokasi amaliah (bom gubernur Sulsel) agar singgah di rumah Bakri untuk mengambil bom.
Bom Mapolda Riau
Detasemen Khusus 88 Anti Teror juga menangkap 5 orang pria terduga teroris di Riau, terakhir pria berinisial NK alias Abu Aisha, diamankan saat berada di Jalan Kubang Raya, kilometer 5, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar.
Terduga teroris ditangkap pada Selasa (24/10/2017) sekitar pukul 12.30 WIB.
"NK merupakan terduga teroris kelima yang ditangkap Densus 88 hari ini di Riau. Dia ditangkap di jalan Kecamatan Tambang," kata Kabid Humas Polda Riau Kombes Guntur Aryo Tejo, Selasa (24/10/2017) malam.
Kelima terduga teroris ini ditangkap di tempat dan waktu yang berbeda, target yang akan dilakukan para pelaku teroris ini dalam dekat ini akan menghancurkan beberapa tempat-tempat yang masuk dalam wilayah eksekusinya.
Mayoritas target mereka adalah polisi dan markasnya.
"Jadi para terduga teroris ini akan mengeksekusi targetnya dengan menghancurkan tempat-tempat kantor kepolisian yang ada di Pekanbaru. Mungkin Pos Polisi, Polsek, Polres dan termasuk Polda Riau," kata Guntur.
Dijelaskan Guntur, dua teroris awal, Wawan alias Abu Afif (42) dan Beni Samsu Trisno (BST) alias Abu Ibrohim (31) ditangkap di jalan Perumahan Pandau Permai Kabupaten Kampar pukul 07.15 Wib.
Abu Afif merupakan pimpinan para terduga teroris ini.
Sedangkan dua terduga teroris lagi Yoyok alias Abu Zahid ditangkap saat berada di Kelurahan Tangkerang, Kota Pekanbaru pukul 08.00 WIB, dan Handoko alias Abu Buchori di cidukPerumahan Griya Anggrek Kabupaten Kampar pukul 10.00 WIB.
Abu Afif dan Abu Ibrohim ditangkap saat sedang berjalan kaki di Jalan Kopkar Raya, daerah Pandau Permai.
Penangkapan oleh Densus 88 Anti-teror itu juga diback up Brimob Polda Riau bersenjata lengkap serta jajaran Polres Kampar.
Donatur
Kemudian di Jawa Tengah, Densus 88 berhasil mengamankan dua orang terduga teroris, yang pertama pria berinisial MK, diamankan di Jalan Sapen Sukorejo, Kendal pada Selasa (24/10/2017) pukul 07.15.
MK diindikasi sebagai penyandang dana kelompok Hendro Fernando yang terkait dengan MIT Poso pada periode 2015 - 2016.
Selanjutnya dihari yang sama, pada pukul 11.00 WIB Tim Densus juga menangkap tersangka bernama hasby di Jalan Mojolaban Sukoharjo, Jawa Tengah.
Belum ada penjelasan resmi untuk tersangka Hasbi.
Bom Istana Negara
Terakhir Densus 88 mengamankan pria berinisial HW di Jalan Raya Ponorogo-Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Jawa-Timur, tepatnya pukul 11.20 WIB.
Keterlibatan HW juga pada rencana bom bunuh diri di Istana Negara.
HW menurut catatan kepolisian juga berteman dengan Bahrun Naim, tersangka atau otak pelaku dari aksi bom bunuh diri di Jakarta tahun lalu, dengan target utama Istana Negara.
Namun sayangnya, dari sejumlah rangkaian atas penangkapan sembilan terduga teroris di empat provinsi di Indonesia tersebut, desas-desus barang bukti bom tidak terdengar ada ditemukan. (RB/fazar)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…