RIAUBOOK.COM - Seorang Insinyur Piranti Lunak yang pernah bekerja di perusahaan teknologi Seattle, Paige Thompson (33) melakukan peretasan data 100 juta orang di Amerika Serikat (AS) yang tersimpan dipusat data milik korporasi layanan keuangan Capital One Financial Corp.
Dari 100 juta data yang diretas itu, termasuk di dalamnya terdapat data enam juta orang yang tinggal di Kanada.
Tersangka telah berhasil ditangkap dan menjalani sidang petama di Pengadilan Distrik Barat Washington AS, di Seattle pada Senin, (29/7/2019) lalu.
Menurut laporan yang diajukan ke Pengadilan Thompson mengunggah informasi dari peretasan yang terjadi antara 12 Maret dan 17 Juli.
Thompson dilaporkan mengunggah informasi pada platform coding GitHub, namun aktivitas ilegalnya itu terdeteksi oleh pengguna lain yang langsung memperingatkan Capital One selaku otoritas penyimpan data.
Aparat penegak hukum dapat melacak Thompson ketika halaman yang dia posting memuat nama lengkapnya sebagai bagian dari alamat digitalnya, kata pengaduan itu. Capital One mengatakan pihaknya mengidentifikasi aksi peretasan terjadi pada 19 Juli.
Perwakilan untuk kantor Kejaksaan AS mengatakan tidak jelas apa motif tersangka meretas data pengguna Capital One.
Capital One mengungkap insiden itu diperkirakan menelan biaya antara US$100 juta dan US$150 juta pada 2019, terutama karena pemberitahuan pelanggan, pemantauan kredit dan dukungan hukum.
Peretas itu tidak mendapatkan akses ke nomor rekening kartu kredit, tetapi sekitar 140 ribu nomor jaminan sosial dan 80 ribu nomor rekening bank yang terhubung bocor.
Selain itu, dalam data tersebut juga ada informasi pribadi, termasuk nomor telepon dan skor kredit.
Paling tidak, akibat perbuatan peretasan tersebut, 1 juta nomor asuransi sosial pelanggan kartu kredit Kanada juga bocor.
Diungkapkan Kantor Kejaksaan AS, peretas Capital One dapat memperoleh akses ke data melalui firewall aplikasi web yang tidak terkonfigurasi.
Sumber: CNNIndonesia
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…